Kamis

Al-Rozi; Lima Kekekalan

by:Hadi Fathurrizka/ AFI IV

Abu Bakar Muhammad ibn Zakaria ibn Yahya al-Rozi merupakan salah seorang filosof muslim yang kita kenal, beliau lahir di Rayy 1 Sya`ban 251 H/865 M. Ar-Rozi memiliki beberapa pengalaman hidupnya, seperti menjadi tukan intan, penukar uang, dan sebagai pemain kecapi. Memiliki seorang guru, Ali ibn Rabban al-Thabari yang berprofesi sebagai seorang dokter dan filosof. Dari Rabban al-Thabari, al-Rozi belajar ilmu kedokteran dan kemungkinan juga tentang ilmu filsafat. Maka dari itu, di kota kelahirannya, al-Rozi terkenal sebagai seorang dokter. Perlu diingat, selain dia menuntut ilmu kedokteran, juga mengenal tentang filsafat.
Beliau telah mencurahkan ide-idenya melalui beberapa karya filsafatnya, diantaranya adalah Al-Tibb al-Ruhani, Al-Shirat al-Falsafiyyah, dan Amarat Iqbal al-Daulah. Dalam filsafat, dia diwarnai oleh doktrin-nya tentang liman kekekalan. Al-Biruni mengatakan bahwa Muhammad ibn Zakaria al-Rozi telah melaporkan kekekalan lima hal dari Yunani kuno, yaitu: Tuhan, ruh universal, materi pertama, ruang mutlak, dan waktu mutlak, kelima hal ini menjadi landasan ajarannya. Tetapi dia membedakan antara waktu dan keberlangsungan dengan mengatakan bahwa angka berlaku bagi satu dan bukan yang lain, karena keterbatasan berkaitan dengan keangkaan. Berikut akan dijelaskan tentang lima kekekalan menurut al-Rozi yang berbeda dengan lima kekekalan menurut Yunani kuno, yaitu Tuhan, ruh, materi, ruang, dan waktu.
Kebijakan Tuhan itu sempurna, ketidaksengajaan tidak dapat disifatkan kepada-Nya, kehidupan seluruh makhluk hidup di jagat raya ini berasal dari-Nya, sebagaimana sinar berasal dari matahari, bahkan matahari sendiri merupakan salah satu ciptaan-Nya yang sempurna. Tuhan mengetahui sepenuhnya segala sesuatu, tetapi ruh hanya mengetahui apa yang berasal dari pengalaman, Tuhan juga mengetahui bahwa ruh cenderung kepada materi dan membutuhkan kesenangan bendawi.
Menurut al-Rozi, Tuhan tidak menciptakan dunia lewat desakan apapun, tetapi dia memutuskan untuk menciptakannya setelah pada mulanya tidak berkehendak menciptakannya. Siapakah yang membuat-Nya melakukan yang demikian itu? Harus ada keabadian lain yang membuat dia memutuskan hal itu. Keabadian yang lain inilah yang disebut oleh al-Rozi sebagai ruh yang hidup, tetapi bodoh. Dikatakan ruh bodoh, karena ruh mencintai materi dan membuat bentuk darinya untuk memperoleh kebahagian bendawi. Tuhan menciptakan dunia dan di dalamnya bentuk-bentuk yang kuat, yang di dalamnya ruh dapat memperoleh kebahagian jasmani. Kemudian Tuhan menciptakan manusia dan dari zat ketuhanan-Nya, dia menciptakan inteligensi manusia guna menyadarkan ruh dan menunjukkan kepadanya bahwa dunia ini bukanlah dunia sejatinya. Manusia memperoleh dunia sejatinya, hanya dengan jalan ber-filsafat. Mempelajari filsafat dan mengetahui dunia sejatinya yang diikuti dengan memperoleh pengetahuan merupakan jembatan untuk menuju keselamatan dari keadaan buruknnya.
Kemutlakan materi pertama terdiri atas atom-atom dan setiap atom mempunyai volume. Bila dunia dihancurkan, maka dia akan terpisah-pisah dalam bentuk atom-atom, dengan demikian, materi berasal dari kekekalan, karena tidak mungkin menyatakan bahwa sesuatu berasal dari ketiadaan. Menurutnya, apa yang lebih padat menjadi unsur bumi, apa yang lebih renggang dari unsur bumi menjadi unsur air, apa yang lebih renggang lagi menjadi unsur udara, dan yang lebih jarang lagi menjadi unsur api. Al-Rozi juga memberikan dua bukti untuk memperkuat pendapatnya tentang kekekalan materi. Pertama, penciptaan adalah bukti, dan pasti ada Penciptanya. Apa yang diciptakan itu ialah materi yang terbentuk. Kedua, berlandaskan ketidakmungkinan penciptaan dari ketiadaan. Penciptaan, katakanlah, yang membuat sesuatu dari ketiadaan, lebih mudah daripada menyusunnya. Diciptakannya manusia oleh Tuhan dalam sekejap lebih mudah daripada menyusun mereka dalam empat puluh tahun.
Telah dijelaskan, bahwasanya materi itu kekal dengan pembuktian yang telah dijelaskan sebelumnya, dan tidak bisa dipisahkan materi ruang, maka ruang adalah kekal. Al-Rozi membedakan ruang menjadi dua macam, yaitu ruang universal atau mutlak dan ruang tertentu atau relatif. Sebagai bukti, al-Rozi mengatakan, bahwa wujud yang memerlukan ruang tidak dapat ada tanpa adanya ruang, meski ruang bisa ada tanpa adanya wujud tersebut, karena ruang tak lain adalah tempat bagi wujud-wujud yang membutuhkan ruang. Wujud dan ruang sulit untuk dapat dipisahkan, kerena apabila ada wujud, maka ia harus berada dalam ruang, dan di luar wujud ini adalah ruang atau tiada ruang, bila tiada ruang, maka ia adalah wujud dan terbatas. Bila bukan wujud, ia berarti ruang, oleh karena itu, ruang tidak terbatas.
Menurut al-Rozi, waktu itu kekal dan merupakan hakekat yang mengalir “jauhar yajri”. Al-Rozi membagi waktu menjadi dua macam, yaitu waktu mutlak dan waktu terbatas. Waktu mutlak adalah keberlangsungan “ad-dahr”, ia kekal dan bergerak, sedang waktu terbatas adalah gerak lingkungan-lingkungan, matahari, dan bintang-gemintang. Sebagai contoh, bila anda berpikir tentang gerak keberlangsungan, maka dapat dibayangkan waktu mutlak, dan ia itu kekal. Jika anda membayangkan gerak bola bumi, berarti anda membayangkan waktu terbatas.
Dari kajian tokoh ini, dapat diambil pelajaran, bahwasanya dia adalah seorang rasionalis murni, sangat mengutamakan yang namanya akal, bebasa dari prasangka, dan sangat berani mengemukakan gagasan-gagasannya. Ia mempercayai manusia, kemajuan, Tuhan Maha Bijak, tetapi dia tidak mempercayai agama mana pun. Wallahu a`lam bish-showab.
Blogger Tune-Up

0 komentar:

Posting Komentar

 

Buku Tamu


ShoutMix chat widget
Guest