Rabu

Tidak ada naskah asli Alkitab

Mencari naskah yang paling asli merupakan suatu hal yang tidak mudah, banyak pula ahli kristologi juga mengatkan hal yang serupa, seperti halnya Bart D. Ehrman seorang Pakar sejarah perjanjian Baru , Gerja Perdana, Kehidupan Yesus, dalam bukunya Misquoting Jesus mengatakan:
“Menentukan Naskah yang paling asli merupakan suatu hal yang tidak boleh di bilang sederhana ! Hal itu menuntut banyak pemikiran dan penyaringan bukti yang cermat .”
Hal itu di perkuat pula oleh para cendikiawan yang selalu tidak mencapai kesepakatan satu samalain, bukan hanya perkara-perkara yang kecil yang tidak mempengaruhi makna pada bagian naskah akan tetapi sebaliknya.
Akan tetapi kita tidak perlu kuatir akan hal itu, karena bagaimanapun juga ada banyak pakar juga melalui beberapa metode dan Penemuan berusah untuk menemukan Asal-Usul. Tetapi sebelum kita melangkah jauh untuk membahas para Ahli dan metodenya ada perlu kiranya kita mebahas tentang Perjanjian Lama dan Perjanjia Baru apakah ada teks asli dalam keduanya.

Perjanjian Lama

Ada seorang ahli dalam bidang penilitian yang dalam penelitian dia sampai belajar bahasa Ibrani dia adalah Dr. Salabi lebih ringkasnya, dia meyakini bahwa bible Ibrani atau yang biasa di sebut sebagai Perjanjian Lama berasal dari Arab Barat bukan dari Palestina berdasarkan pada bukti yang ada dan perkiraan Geografis, tetapi hal ini berlainan dengan Julius Wellhausen yang berpendapat bahwa kata Yahweh berada pada palestina yang kan kita bahas paragraph berikutnya .
Kitab Bibel Ibrani kanonik itu terdiri dari tiga puluh sembilan kitab yang dahulunya disusun dalam dua puluh empat buah gulungan. Lima kitab pertama, yaitu Pentateuch (atau Torah dalam bahasa Ibrani, yang berarti 'pelajaran') terdiri dari Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Selanjutnya, dua puluh satu kitab Kisah para Rasul: empat karya bersejarah Yosua, Hakim-hakim, Samuel (2 kitab), Raja-raja (2 kitab); kitab-kitab Tiga Rasul utama Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel; kemudian dua belas kitab mengenai para nabi-nabi, yaitu: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia dan Maleakhi. Dan akhirnya tiga belas kitab puisi-puisi keagamaan dan kesusastraan mengenai kebijaksanaan, Tulisan-tulisan, yang terdiri dari Mazmur, Amsal, Yob, Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia dan Tawarikh (2 kitab). Kecuali bagian-bagian Aramaik dari kitab Daniel (2:4b - 7:28) dan kitab Ezra (4:8 - 6:18), semua karangan orisinalnya yang sampai kepada kita tertulis dalam bahasa Ibrani .
Kalau kita ingin mengatakan bahwa Perjanjian Lama tidak terjadi ketimpangan dalam Bbel meskipun begitu ada kritikan yang di lontarkan oleh Julius Wellhausen (1844-1918) dia mengunakan hipotesa untuk menjawab kesalahan-kesalahan yang mengemukakan dengan hipotesanya bahwa Pentateuch (buku Taurat) adalah redaksi terakhir saja tentang hal-hal yang dimuat di dalamnya dan redaksi ini dikumpulkan memakai sekurang-kurang empat sumber kadang-kadang memakai A atau B, keempat sumber ini disebut sebagai berikut:

a) Yahwis, atau Y, kepada sumber yang memakai nama Yahwe untuk Allah. Ini adal sumber tertua dan ditulis pada abad ke-9 SM di Palestina selatan atau Juda, karena memuat ceritera tentang kota dibagian selatan . sumber ini memberikan gambar yang agak antropormfis tentang Tuhan : bias melihat, bicara, makan dan bergaul cukup bebas dengan manusia.
b) Elohis atau E. nama ini diberikan kepada sumber yang berasal dari Palestina bagian utara yang diberikan nama Israel, dalam sumber ini Tuhan di sebut dengan Elohim (dalam bentuk jamak, bukan untuk menunjukan kepada banyak Tuhan tetapi dalam artian kepada Tuhan yang lebuh abstrak jauh dari penalaran manusia), sumber memberi gambaran tentnag Tuhan yang melinihi dari gambaran Tuhan yang pertama Yaitu Y.
c) Deuteronomis atau Dt, adalah pengarang buku Ulangan dan Yosua. Terutama dalam mencari hikmah dari riwayat hidup dua orang nabi, Moses dan Yosua. Sumber ini ditulis sekitar 600 tahu SM.
d) Priest atau pendeta yaitu golongan pemimpin agama Yahudi yang memelihara rumah suci di Yarussalem mereka menunutut kepemilikn tunggal terhadap rumah suci Yarussalem, naskah ini barangkali ditulis secara definitive setelah peperangan Babylonia (585 – 539 SM). Sumber ini senang mempergunakan sistematika dalam waktu dan urutan angka dan seringkali menyebut silsilah.

Memang sngguh rumit dalam membahas Perjanjian karena tidak sejarah mengatakan dimana dan kapan buku perjanjian lama di bukukan (Taurat di bukukan), sedangkan dalam sejrahnya Nabi Musa menerima Taurat pada saat terjadi penyimpangan di tengah-tengah kaumnya. Secara khusus itu terjadi setelah kepergian menemui Tuhan dan menerima alwah (lembaran-lembaran perintah). Maka Ke 4 sumber diatas menjadi acuan yang dipakai oleh Julius.

Gambar diatas merupakan contoh dari pemasukkan kitab perjanjian terhadap Tetrateukh sekitar 400 SM pada tradisi D sehingga terjadilah Eneateukh (9 Kitab: Kejadian -2 Raja-Raja). Dari gambar bagan dia atas yang di buat sendiri oleh penggunanya yaitu Agus Santoso adalah dosen di sekolah Tinggi Theologia Abdiel, Ungaran , Jawa Tengah. Yang sekarang di Hedelberg, jerman untuk menyelesaikan S3 di Fakultas Teologi Unversitas Heidelberg. Bagan menunjukan bahwa Kitab Perjanjian Lama mulai terkumpul pada thn 400 SM, dan Jarak nabi Musa dengan PL sekitar 927 tahun Musa yang hidup diperkirakan hidup sekitar 1527-1407 SM. Merupakan perjalanan waktu yang penjang buku terkumpul.
Dan dari sini kita belum melihat pasti apkah ada naskah asli dalam PL. maka kita lebih lanjut meninjau kembali terhadap pendekatan aspek yang dilakukan Wellhausen, pendekatan Wellhausen lebih kepada pendekatan tafsir dan Wellhausen lebih setuju kepada bentuk yang paling dulu dan asli merupakan bentuk yang paling baik dan sempurna, akhirnya di percaya bahwa Kisah-kisah para nabi di tulis terlebih dahulu sebelum Hukum Turat, dan dia dipengaruhi oleh Karl Heinrich Graf. Jadi bentuk yang asli dan paling dulu itu Kisah-kisah para nabi dan tentu jikalau ada yang asli pasti ada yang palsu .

Perjanjian Baru

Sesudah kita membahas maslah perjanjian lama yang dimana Taurat itu masuk kedalam Bibel (Kanonisasi) yang memperlukan sebuah perdebatan panjang dan telah mengalami pengakuan atas pengaruh dari Ezra dan Nahemia . Begitu pula dalam Perjanjian Lama, yang mengherankan adalah suatu surat yang menjadi Kanon dalam Bibel adalah surat pertamakali paus kepad Jemaatnya. Sedangkan Paus sendiri dahlunya adalh seorang pembantai orang –orang Kristen kemudian di mendapatkan keimanan baru setelah beragama Yahudi, begitu pemaaf sekali orang –orang kristian menjadikan seseorang yang dahulunya musuh menjadi seorang Rasul.dan surat-suratnya di kanonkan.

A. Kanon Perjanjian Baru

Paus dalam kehidupanya tidak pernah menjumpai Yesus tetapi dia mendapatkan semua berita tentang dia dari orang lain, yang memiliki naskah, karangan (atau; mushaf0 yang memuat kata-kata Yesus, dalam 1 korinitus 7, 10 di sebut sebuah “perintah Tuan Yesus”.
Dan dalam sejarahnya kanon tahun 145 M Markion hanya mampu menerima Injil Lukas dan 10 surat dari Paulus, hanya unutuk menstabilkan keadaan Umat Kristen yang mulai tidak dipandang oleh kerajaan romawi, mulai ada pembicaraan tentang validitas Injil , dan dalm perkembanganya tidak bisa di gambar karena masih banyak perbedaan di berbagai daerah, tahun 190 baru beredar sebuah daftar isi karangan perjanjian baru di kota Roma. Dan pada tahun 1740 kanon ini ditemukan kembali oleh sarjana yang bernama Murotari sehingga di namakan Kanon Murotari, isinya tidak lebih dari apa isi dari Alkitab yang sekarng tetapi tidak dimasukan lima Judul yaitu Surat (Paulus) kepada Ibrani, Yakobus, surat ke-3 Yohanes, dan dua surat Petrus. Adapun juga kanon tambahan tetapi ditolak masing dengan nama Tulisan Harmes, Wahyu Petrus, dan Hikma salomo .
Dan pada tahun 367 M, uskup Roma (atau Paus) menetapkan kanon seperti yang masih berlaku sampai sekarang.

B. Penyalinan Naskah


Kristen dalam penyebaran ajarnya, tidak terlepas dari penyalinan karena memperlukan penggadaan Alkitab, tentusaja harus di salin.

a) Pada masa Yunani Romawi

Salah satu pengerjaanya dengan metode manual, yaitu menggunakan tangan, huruf demi huruf, kata demi kata. Dikerjakan sangat perlahan dan hati-hati, di dalam buku yang saya acukan sebagai maroji’ menggambarkan betapa lamanya sang penyalin dalam menjalankan sebuah amanat, melingkupi bersamnya sebuah emosi, sangat bisa terjadi perbedaan dengan aslinya.
“Pnyalin naskah memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan tangan; dan masalah tersebut dikenal luas pada zaman dahulu”.

b) Dalam lingkungan Kristen masa awal

Saya mengira bahwa kanon itu seperti halnya sesorang yang menyukai kepada suatu tulisan yang tidak mau tulisan itu asli atau palsu asalkan dia bagus dan tidak menentang dogmanya, maka di masukkan kedalam daftar koleksinya, sungguh Ironi.
seperti halnya naskah popular pada awal abad, kedua yang berjudul sang gembala karya Hermas. Dia juga menjadi rujukan untuk metode praktik penyalinan, ketika dia mendapatkan permintaan untuk membantu seorang wanita lansia agar dia mengumumkan apa yang ia baca, karena ketidak sanggupanya untuk menghafal maka ia meminta bukunya, kemudian menyalinya, huruf perhuruf, Karena bukanlah seorang professional ada kesusahan dalam membedakan suku-suku katanya. Salah satu masalah yang ditimbulkan oleh naskah bahasa Yunani Kuno adalah bahwa sewaktu naskah itu di salin, tidak ada tanda baca yang digunakan, tidak ada perbedaan huruf besar dan kecil, dan yang lebih aneh lagi pad zaman sekarang tidak ad spasi untuk memisahkan kata yang disebut scriptuo continua, yang membuat naskah itu sulit dibaca dan di pahami. Lanjut mengenai kisah Herman, ketika wanita itu menanyakan kepada tentang kelanjutan penyalinan bukunya apakah sudah di serahkan kepada jemaat, Herman menjawab belum tersampaikan, kemudia wanita itu berkata “ engkau bekerja dengan baik…….” Kemudian dia disuruh lagi menulis 2 buku lagi satu untuk Klemen menurut naskah0naskah lain adalah Uskup ketiga kota Roma dan satu lagi Grapte.
Itulah sekilas mengenai penggambaran penyalinan dilingkungan Kristen awal, dan sempat bukunya itu di gabungkan dalam Kanon Kristen ke dalam perjanjian baru salah satu manuskrip tertua yang masih ada yang berasal dari abad ke 4.

c) Masalah – Masalah dalam penyalinan Nasakah Kristen Masa Awal

Masalah yang mendasari adalah penyalinan pada masa awal tidak dilakukan oleh para penyalin Profesional, hanya sedikit umat Kristen yang terpelajar yang bisa melakukanya dan mau melakukanya, sungguh sangat ironi jika kita berkesimpulan bahwa kesalahan terjadi pada salinan-salinan terawal.
Sehingga timbulnya keluhan – keluhan dan kritikan, oleh Origen sang Bapa Gereja dari abad ke-3, dan juga dari Celsus yang mengkritik keras sampai menjelekan para penyalinkristen.
Begitu pula Markion yang kita bahas diatas, yang berusaha mencari kevaliditasan Injil dengan menyingkirkan surat-surat Paulus, bahwa, bagi Paulus Allah dalam perjanjian baru Bukanlah Allah yang benar, ditentang oleh Irenaeus, yang dituduh bidah dan berpandang apologetic.

C. Pencarian Asal- Usul

Hal yang dipermasalahkan mengenai permaslahan yang ada pad Al-kitab, setelah Celsus mencaci maki penyalin naskah seperti orang mabuk, Origen mengatak “banyaknya perbedaan”, satu abad setelah itu Paus Damaskus, mengutus yerome untuk membuat terjemahan standar, akhirnya Yarome membandingkan naskah yang berbahasa Yunani atau Latin untuk mencari naskah yang paling asli oleh penulisnya.
Hal itu mulai dipergunjingkan setelah zaman pertengahan diam.yaitu pada abad ke-17, ketika Mill dan lainya mulai menanggapi masalh itu deng serius. Ada pun banyak tokoh yang membahas mengenai naskah asli, mungkin saya mnerang salah satu deri mereka, contohnya.:
Richard Simon.
Seorang cendikiawan Ibrani yang dimana karyannya di puji oleh Mill yang meskipun tidak setuju terhadap kesimpukan teologisnya pad tahun 1707, buku yang berjudul “ Sejarah Kritis Naskah Perjanjian Baru” terbit pada tahun 1689.
Bukunya menyngkapkan pembicaran tentang perbedaan – perbedaan naskah, dan terkadang mengunggulkan kitab Latin, dam ia berupaya untuk menggagaskan bahwa Yerome-lah yang menyediakan bagi gereja sebuah naskah yang bisa digunakan sebagai gagasan Teologis.
Dengan berkesimpulan bahwa manuskrip-manuskrip bahasa Yunani pertama tidak bisa diandalkan kerana bernutu rendah yang diperbarui oleh Yerome demi mewujudkan suatu naskah yang unggul.
Dengan berkesimpulan bahwa Simon menganggap bahwa semua Alkitab berbahasa Yunani sudah berubah.
“dewasa ini , tidak ada slinan dari perjanjian baru, entah dalam bahasa Yunani, Latin, siria,maupun Arab, yang bisa disebut autentik, karena tidak satupun darinya, tidak soal bahasa apapun, yang secara mutlak bebas dar penambahan”.
Memberikan saran menanggulangi bahwa yang penting bukanlah buku-bukunya akan tetapi penafsiran terhadap buku-buku itu.
Adapun banyak tokoh yang seperti dia seperti halnya Richard Bentley cendikiawan zaman Yunani-Romawi kuno, Johann Albrecht Bengel, Johan J. Wettstein, Dll.

Naskah Gulungan Laut Mati 

begitu mengasikkan jikalau kita membicarakan sebuah harta karun yang lama terpendam, seperti halnya Naskah gulungn laut mati adalah sebuah penemuan yang mengejutkan yang memiliki rahasia naskah-naskah kitab suci kuno yang tersembunyi di padang Yudea selama kurang lebih 200 tahun, sejak penemuanya pada tahun1947 oleh seorang gembala domba Badui di gua Qumran, 10 mil sebelah timur Yerussalem, yang menjadi bahan intensif spekulatif dan kontroversif.
Tetapi selam 4 dekade banyak rahasia gulungan itu disembunyikan oleh sekelompok kecil sarjana yang memegang hak eksklusif atas dokumen tersebut. Menurut para penelitian, proses pemaduan, terjemahan, dam analisa fragmen kuno- sebagaian nasakh itu tidak lebih dari tulisan picisan. Usaha untuk mendapatkan ijin penelitian terhadap gulungan itu prasarjan mulai putus asa, disini mulai ada konflik ilmiah, seperti yang di kutip oleh Pros Geza Vermws dari Oxford University “ Ini adalah skandal akademis yang sangat istimewa”.
Sehingga pada tahun 1991 penantian panjang itu mulai melawti batasnya, sebagai contoh salinan yang diperoleh Bibilical Archeology Preview berisi ramalan akan datangnya sang Mesiah. Dan dengan gulngan itu yang mempunyai 800 macam fragmen dokumen yang ditulis sekitar 200 SM dan 5 M, naskah yang mungkin ditulis oleh sekte zuhud Yahudi yang dikenal sebutan Esenes, sekitar 127 dokumen adalah ayat-ayat Bibel (Alkitab), termasuk versi tertua kitab-kitab perjanjian lama, kecuali kitab Ester, sebagainberbahsa Ibrani dan sebagian lagi berbahsa Yunani atau Aram, bahsa sehari-hari pada masa itusalah satunya oleh Yesu, dengan ini semua amingkin kan meredam kan konflik masalah Alkitab di Kristen.
Apakah gulungan laut mati merupakan naskah asli, setidaknya gulungn adalah peninggalan yang berasal dari zaman Yohanes Pembapti dan Yesus sperti kata Magen Broshi, Kurator gulungan Laut Mati “ kita sekarng benar-benar memilik peninggalan pustaka yang berasal dari zaman yohanes dan yesus. Ia menerangi periode krusia; yahudi dan memacarkan cahaya baru pada Kristen pertama”.
Ada beberapa konflik yang timbul tidak saja bagi Kristen tetapi bagi bible modern, sperti halnya perbedaan cerita antar teks Qumran, adalah kitab Yeremia dan Samuel mengenai raja Saul dengan Rakyatnya berperang melawan bangsa Amon Samuel pasal 11, tetapi teks Qumran menceritkan penindasa Israel oleh Raja Amon. Dilain kasus teks Qumran tidak memiliki halaman-halamn dalam Alkitab sekrang, naskah masoret tahun 1005 M yang merupakan naskah paling di percaya ke validitasanya jauh berbeda dengan naskah Qumran da yang berkata lain bahwa Qumran itu di tulis oleh Esenes yang berpegang teguh pada agama dan menunggu datangnya messiah, dan masayrakat Qumran sekte Kristen pertama, da nada yang berependapat bahawa gulungan laut mati tidak ada hubunganya deng Esnes, tidak ada perjajian baru yang ditemukan dalam gulungan Qumran, dan apakh bisa di bilang asli jika mempunyai banyak perbedaan pendapat, dan konflik, dan apakah gulungan Qumran ini ditulis sendiri oelh Yesus? Ataukah ditulis oleh orang yang cinta damai?,taidak tau pasti belum ada kepastian dari para pakar.

Penutup

tidak ada kepastian mengenai naskah asli dari Alkitab, karena sudah mulai perubahan dang penggubahan pada masa penyalinan pertamanya, baik itu bersifat dogmatis, atau kepentingan pribadi, yang jelas Kitab paling smepurna dan asli adalah Alquran.

Referensi

A.Steebrink, Karel, “Perkembangan Teologi Dalam Dunia Kirsten Modern”, IAIN Sunan Kali Jaga, Yoyakarta:1987
Atur Rahim, Muhammad, “ Mistery Yesus Dalam Sejarah”, (terj) Drs. Masyhur Abadi, Pustaka Da’i, cet-2, Jakarta:1998.
Browning, “ Kamus Alkitab”, (ter) Dr. Liem Khiem Yang, Pt BPK Gununng Mulia, Jakarta:2008.
D.Ehrman Bart, “Misquoting Jesus”, (terj) Tome Beka, Gramedia, Jakarta:2006

0 komentar:

Posting Komentar

 

Buku Tamu


ShoutMix chat widget
Guest